Sangat menarik sekali berbicara tentang "Bawah Sadar" karena belum ada penjelasan yg sangat akurat sekali mengenai "Bawah Sadar" (kita singkat saja BS), baik penulis buku dalam negeri maupun luar negeri, karena ini merupakan "Rahasia Alam Semesta" (Rahasia Tuhan). Karena didalam bunyi satu ayat di kitab suci umat Islam "Dan tidak kuberitahukan pengetahuan tentang "Ruh", kecuali hanya sedikit". Jadi yaa wajar kalo masih terdapat pro & kontra, karena ilmu itu sifatnya berkembang & bertahap, pendapat sekarang dengan 10 thn kemudian sudah berbeda. Saya akan coba menjelaskan semampu saya melalui pengamatan saya dari puluhan buku (dalam & luar negeri) yg telah saya pelajari & pengalaman Spiritual saya sendiri, yg saya rangkum menjadi tulisan saya ini, semoga bermanfaat bagi para pencari kebenaran dalam hidup ini.
Yang perlu kita ingat bahwa manusia adalah "mahluk 3 dimensi" (Tubuh, Pikiran & Jiwa atau Body, Mind & Soul) cukup 3 poin itu saja yg perlu kita ketahui, jangan dipecah bagian lagi mengenai Jiwa (beberapa keyakinan memecah lg menjadi banyak bagian dari sang Jiwa, kita anggap saja satu kesatuan dari Jiwa). Dimana Tubuh adalah badan/raga kita, Pikiran diproses oleh otak kita (tempat prosesor data) & Jiwa adalah ruh kita.... Seluruh pengalaman hidup disimpan didalam Jiwa (komponen BS). 3 bagian ini tidak dapat berdiri sendiri didalam kehidupan ini kecuali sang Jiwa bisa berdiri sendiri tapi tidak dialam dunia ini kalo sudah meninggalkan tubuh (seharusnya kembali ke Sang Pencipta kalo tidak nyasar, he..he...).
(Masa cuma 1 bagian (Jiwa/Ruh) saja sich...? Kata orang tua saya ada bagian diri yg lain, kata orang barat ada 4 s/d 9 bagian diri yg lain didalam diri kita....) Betul ada banyak bagian diri didalam Diri kita, kenapa bisa terjadi ?... Karena semua diri itu terbentuk akibat proses Pikiran kita sendiri, pada saat pertama kali kita turun kedunia dulunya, tadinya hanya 1 bagian Jiwa/Ruh saja, tetapi setelah kelamaan tinggal didunia, karena proses Pikiran penyesuaian dengan lingkungan yg sangat keras sehingga terbentuklah menjadi beberapa bagian (ada yg disebut si baik, ada si jahat, ada si keras kepala, ada si sombong, si penakut, si egois, dll), tapi pada dasarnya tadinya hanya satu bagian (Jiwa/Ruh), kemudian memecah menjadi beberapa bagian karena proses Pikiran yg berulang-ulang karena satu keadaan penyesuaian kehidupan didunia, sehingga terpecah & hidup didalam diri kita didalam satu kesatuan yang selalu mengiringi hidup kita, yang kita sebut lapisan Jiwa/Aura Tubuh (supaya gak bingung kita anggap saja satu bagian, Jiwa/Ruh).
Maka ada baiknya kita meleburkan menjadi satu bagian saja, dari setiap bagian diri yg terpisah-pisah didalamnya, dengan cara pensucian Diri, menerima apa adanya setiap bagian, memaafkan setiap bagian diri & memaafkan setiap orang yg terhubung dengan kita. Setelah mencapai pensucian Diri, maka kita akan menerima sang Jiwa yg aslinya (sang Bijaksana). Udah sampai disini dulu, takutnya gak nyambung obrolannya, karena topiknya kan untuk meningkatkan fungsi Pikiran & Aura, he...he...
BS lebih mengerti bahasa visualisasi/gambaran/imaginasi, dibandingkan dengan kata-kata. Karena kalimat dapat berbeda arti sesungguhnya apabila diucapkan mulut & diproses di otak (ada pepatah "lain dimulut lain dihati"). Jadi biasakan proses permintaan kita melalui imajinasi/bayangan/visualisasi yang sangat jelas, sehingga gambaran itu dapat tampak jelas ditangkap oleh BS kita (makanya kalo kita berdoa gak perlu teriak-teriak, pasti nyampe, karena ada wakilnya di Hati kita, he...he...). Pantesan saya sudah berdoa bertahun-tahun kok gak dikabulin yaa...?, (karena yg diucapkan tidak dapat dimengerti dengan jelas, mulut ngomong apa... Pikiran melayang kemana-mana, jadi bingung deh si BS, nih orang minta apaan sih ? he...he...).
Posisi BS adanya didalam Batang Otak (diujung tulang leher penghubung ke otak kita), dan batang otak itu hidup karena dihuni BS, sifat BS ini seperti anak kecil (polos sekali), BS ini menunggu perintah dari kita selalu, kalo kita bilang A maka BS langsung menghubungkan kita dengan A yg kita maksudkan, kalo kita bilang B begitu juga. Tanpa memproses apakah A baik atau tidak untuk kita, makanya kita diberikan Otak kanan & otak kiri untuk memproses ulang apakah pikiran yg kita maksudkan baik untuk diri kita sendiri atau tidak. Makanya jangan asal mikir, karena BS akan segera merespon & menjalankan seperti apa yang kita pikirkan.
Oh iya... BS tidak mengenal kata "TIDAK" atau "JANGAN" (looh, maksudnya apa ?...). Jika kita mengucapkan sebuah kalimat : Saya "Tidak" mau makan es krim,... Maka perintah yg diucapkan, diartikan oleh BS adalah : Saya .... mau makan es krim (looh kok aneh yaa...?). Begini... BS ini hanya merespon pongkol/pusat kalimat yang kita tekankan saja. Jika kita mengucapkan kalimat diatas kepada anak kecil, pasti yg dibayangkan oleh anak kecil tersebut adalah es krim nya saja.
Makanya kalo kita selalu mengucapkan kalimat penolakan kepada seseorang, pasti orang itu akan mengulangi lagi perbuatan yg tidak kita inginkan tersebut... Misalnya kepada anak kita : kamu jangan begini...., kamu jangan begitu...., Besoknya dia mengulangi perbuatan tersebut, karena BS nya menerima itu sebagai perintah. Jadi gimana dong perintah yang baik & benar ?... "Nak kamu harus melakukannya seperti ini..." Kalo perintah ke BS, gambarkan saja didalam benak kita, gambaran yang sesuai keinginan kita, supaya pasti datangnya seperti yang kita inginkan.
Mau tahu sifat aslinya Bawah Sadar ?... Kita perhatikan saja seorang anak bayi yang baru berumur beberapa bulan,... Apapun yang diberikan kehadapannya, sang bayi langsung memasukan kemulutnya, itulah sifat BS... Apapun yang kita pikirkan berulang-ulang, yg ditangkap oleh sang BS, bahwa itu adalah perintah/keinginan kita... Jadi untuk menghindarinya, jangan memikirkan sesuatu hal yg negatif berulang-ulang bermain didalam Pikiran kita. Karena lambat-laun hal tersebut akan tercipta dalam kehidupan kita (baik itu penyakit atau permasalahan hidup). Makanya orang Jawa bilang "Positif Thinking Always" cooy, ho...ho...
Mungkin pernyataan saya ini akan mengejutkan anda sekalian... Bahwa Jiwa/Ruh atau Bawah Sadar atau Aura adalah satu kesatuan (loh kok bisa aura dibawa-bawa ?... Karena Aura adalah pancaran warna Jiwa kita), biar anda lebih kaget lagi.... Bahwa Jiwa bukan didalam Tubuh, tapi Tubuh kita dilapisi oleh Jiwa kita, yg berbentuk bola elips (lapisan Aura kita) & berpusat tepat ditengah dalam "rongga dada" kita (makanya kita selalu sesak napas kalo kita sdg banyak Pikiran atau masalah, karena Jiwa merespon apa yg sdg kita pikirkan), Jiwa memuat seluruh informasi kehidupan kita & Alam Semesta ini (perwakilan Tuhan), kita bisa mengetahui rahasianya hanya dengan pembersihan Diri & melalui kesadaran Jiwa kita (seperti orang-orang suci yang telah dibukakan pintu rahasia mengenai Alam Semesta ini, makanya BS sangat luar biasa kehebatannya bila kita telah mengerti tentang Nya.
Pada saat anda sedih, marah, gelisah, warna aura tubuh kita berubah-ubah sesuai kondisi Pikiran kita, karena BS ini menerima respon dari Pikiran kita (makanya berhati-hati dengan Pikiran kita), karena respon positif atau negatif akan selalu diterima dengan senang hati oleh BS kita. Contohnya: Jika kita memberi sugesti negatif kepada Diri sendiri "saya orang susah, saya orang miskin" maka warna aura dari tubuh kita akan berubah menjadi abu-abu (sesuai dengan sugesti yg diterima), misalnya pengemis atau gembel dijalanan, cahaya wajah mereka rata-rata kurang enak dilihat, karena mereka selalu mensugesti diri dengan kalimat yg kurang baik atau negatif, berbeda dengan artis atau bintang film, cahaya wajah mereka lebih enak dilihat, karena selalu menanamkan sugesti/kalimat positif terhadap Diri sendiri, inilah yg ditangkap oleh BS kita.
Ada sebuah cerita.... Dahulu kala ada seorang pertapa dihutan belantara, setelah bertahun-tahun bertapa. Suatu hari ada seorang ahli benda purbakala yg sedang mencari benda peninggalan bersejarah dihutan itu (iseng banget tuh orang, nyarinya dihutan, dimuseum aja lebih gampang kalee, he...he...). Kemudian mereka saling tegur sapa pada saat berpapasan. Wahai saudaraku sedang apakah gerangan anda dihutan ini ?... Saya sedang bertapa menjalankan sebuah amalan agar bisa berjalan diatas air... (wah hebat betul nih orang, mau jalan diatas air cooy).
Kalau boleh tau, amalan apakah yg anda baca agar dapat berjalan diatas air ? Kemudian si pertapa ini membacakan sebuah doa dalam bahasa kuno. Kebetulan ahli benda purbakala ini mengerti bahasa kuno. Wahai saudaraku dalam bacaan tersebut ada kesalahan dalam artinya, saya akan memperbaiki bacaan tersebut agar sesuai dengan apa yg anda harapkan. Oh boleh dengan senang hati kata si pertapa, setelah memperbaiki bacaan tersebut akhirnya si ahli purbakala itu pamitan untuk melanjutkan perjalanannya sambil menyusuri tepian danau dihutan itu.
Selang 5 menit kemudian sang ahli purbakala itu mendengar suara teriakan memanggil namanya dari arah belakang, ternyata sang pertapa berlari menuju kearahnya sambil berjalan diatas air danau tersebut... Kaget sekali sang ahli purbakala itu (bagaimana sebuah amalan yg salah diucapkan tapi bisa berhasil sesuai keinginan si pertapa tersebut ?....) Ada apa lagi tanya si ahli purbakala ? Maaf saya lupa tadi bacaannya yg anda ucapkan, akhirnya si ahli purbakala itu membacakan lagi amalan sang pertapa, setelah itu pamit untuk melanjutkan perjalanannya.
Nah bisa anda bayangkan cerita diatas tadi, bagaimana seorang pertapa yang dengan kesungguhan Hatinya mengamalkan bacaan tersebut hingga rela tinggal dihutan belantara sekalipun untuk mendapatkan ilmu tersebut, walaupun bacaan tersebut salah artinya, tapi dapat bekerja sesuai keinginannya. Itulah Bawah Sadar, dia dapat menangkap imaginasi / gambaran yg ada didalam Pikiran sang pertapa tersebut dengan baik, karena bahasa visualisasi lebih mudah ditangkap oleh sang BS kita (tapi anda gak perlu kehutan untuk menjadi sakti seperti pertapa itu, he...he...)